‘’Hari Kiamat tak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan 'Gunung Emas' yang mendorong manusia berperang. 99 dari 100 orang akan tewas (dalam pertempuran), dan setiap dari mereka berkata, ‘Mungkin aku satu-satunya yang akan tetap hidup’.’’ (HR Bukhari).
loli = lolita model kata2 loli gini banyak digunain pecinta anime lho gan... merujuk ke perempuan2 imut, gak pandang bulu usianya... misalnya ada cosplayer umur 32 tapi mukanya imut2, itu juga bisa disebut loli...
Akhirnya setelah penantian panjang trit fenomenal ini lanjut lagi... semoga trit sebelah yg di close juga dibuka lagi hehehe
jadi bingung yg bener tu Diponegoro atau Dipanegara ya? kaya Kusumo dan Kusuma.. Sejatinya secara ejaan linguistik, namanya ditulis ‘Dipanagara’ karena aksara Jawa ha-na-ca-ra-ka selalu dilafalkan dengan ‘å’ seperti huruf ‘o’ pada pelafalan kata ‘roti’—bukan ‘bola’. Sementa...
Gan mau nanya keraton pleret didaerah mana ya?? apa masih ada sisa peninggalan nya sekarang??? Keraton Pletet ada di Kecamatan Pleret, Bantul. Dibangun pada masa Sunan Amangkurat I (Putra Sultan Agung). Namun kemudian ditinggalkan setelah pemberontakan Tronojoyo. Keraton Pleret sering disebut seb
ane masih ada keturunan Keturunan Pangeran Dipanagara yang di Jawa dulu nasibnya kasian gan. Diburu oleh pihak keraton karena dicap "pemberontak". Jangankan menginjakkan kaki di keraton, ketahuan kalau dirinya masih punya darah Dipanegara aja takut. Untungnya sejak masa Hamengkubuwono IX
Busyet dah TS nya pernah ena ena sama berapa cew ya? Gak takut dimarahi Nita gan cerita blak2an gini? Ckckck
Sebutin satu satu gan? 2 cerita horror lagi :shakehand2 Karena ane seringnya ke sfth ya trit2 horor yg ane tau cuma dr sfth (kecuali trit ini yg ada di forsup). Nih gan yg dua lagi: 1. Jeritan Malam (ketika keindahan menjadi sebuah ketakutan), oleh Reza id kaskusnya "meta.morfosis". -i
Wah, ini satu dari 3 turut horor yg ane suka di kaskus. Ane kira bakal panjang ternyata tinggal 1 part.
Bidadari Pendosa Mata tak salah mengindera, manis, cantik, nyaris sempurna, bagai perawan surga. Tapi indera jiwa punya jalur beda, picik, dengki, buruk prasangka, tertoreh senyum nista. Maaf saja, surga kami, bukan tuk bidadari pendosa. (Malam terakhir juli, dalam Rumah Tuhan)